Pesta Kembang Api Juga Ramaikan Ganti Tahun di Negeri Syariat
VIVAnews -
Dentuman kembang api dan lolongan terompet nyaris menutupi lantunan
kumandang ayat suci Al-quran yang dipancarkan dari pengeras suara menara
Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Ribuan warga tumpah ruah menutupi
badan jalan di Simpang Lima Banda Aceh.
Suasana malam pergantian tahun di negeri yang menerapkan syariat islam ini tak beda dengan wilayah lain di tanah air. Tua muda larut dalam gegap gempita menyambut detik-detik berlalunya tahun 2012. Ratusan pasang mata terpana menikmati gemerlap kembang api yang diluncurkan beberapa warga di atas jembatan Pante Pirak. Sesekali terdengar sorak sorai dari warga yang menyaksikan bunga api berwarna warni memercikan cahaya di langit Banda Aceh, yang sebelumnya dibasahi hujan.
"Tahun ini tidak seperti tahun sebelumnya. Kalau tahun lalu ada yang hitung mundur saat pergantian tahun, ini cuma kembang api saja," kata Dahlia, seorang warga Seutui Banda Aceh, Selasa dinihari.
Suasana malam pergantian tahun di negeri yang menerapkan syariat islam ini tak beda dengan wilayah lain di tanah air. Tua muda larut dalam gegap gempita menyambut detik-detik berlalunya tahun 2012. Ratusan pasang mata terpana menikmati gemerlap kembang api yang diluncurkan beberapa warga di atas jembatan Pante Pirak. Sesekali terdengar sorak sorai dari warga yang menyaksikan bunga api berwarna warni memercikan cahaya di langit Banda Aceh, yang sebelumnya dibasahi hujan.
"Tahun ini tidak seperti tahun sebelumnya. Kalau tahun lalu ada yang hitung mundur saat pergantian tahun, ini cuma kembang api saja," kata Dahlia, seorang warga Seutui Banda Aceh, Selasa dinihari.
Dahlia satu dari ribuan
warga Banda Aceh yang ikut menyaksikan malam tahun baru di Simpang Lima
Banda Aceh. Dia mengajak serta ibu dan anaknya. Apalagi tahun ini
kawasan simpang Lima Banda Aceh ditutup untuk kendaraan, dan warga hanya
diperbolehkan berjalan kaki.
"Pergantian tahun ini kan cuma setahun sekali. Tahun lalu saya juga di sini, jadi wajarlah kalau ramai seperti ini," katanya.
Sebelumnya Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh mengimbau warga untuk tidak berhura-hura menyambut malam pergantian tahun. Warga diimbau untuk berzikir di masjid dan Meunasah. Bahkan Wakil Ketua MPU Aceh, Tgk Faisal Ali mengatakan, kegiatan membakar kembang api dan berhura-hura masuk dalam katagori haram. Sebab itu bukan bagian dari budaya Islam.
“Tiup terompet bukan budaya Islam. Kita orang beriman. Munculkan ciri Islami karena itu karakternya orang Aceh,” katanya.
Sebaiknya kata dia, malam pergantian tahun diisi dengan kegiatan yang bermanfaat seperti doa di masjid dan surau. Itu untuk merefleksikan malam pergantian tahun dengan memperkuat keimanan warga di negeri serambi mekah ini.
Aceh memang menerapkan Qanun atau peraturan daerah tentang syariat Islam sejak tahun 2002 silam. Pemerintah Aceh melalui Dinas Syariat Islam Aceh terus berupaya mengimbau masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan syariat Islam.
Imbauan Majelis Ulama Aceh untuk tidak merayakan malam pergantian tahun dengan kegiatan yang dianggap hura-hura, sepertinya tak diindahkan warga. Tetap saja ribuan warga ikut memeriahkan malam pergantian tahun dengan kembang api dan meniup terompet.
Dahlia yang ikut menyaksikan malam pergantian tahun di Banda Aceh mengaku telah mendengar dan membaca imbauan ulama Aceh itu. Namun kata dia, susah juga melarang warga menyalakan kembang api di malam pergantian tahun baru. “Masyarakat kita juga haus hiburan. Apalagi kan juga setahun sekali,” ujarnya.
Hingga pukul 01.00 dinihari, warga masih terlihat ramai berkumpul di seputaran Simpang lima dan Jembatan Pante Pirak Banda Aceh. Sesekali masih terdengar suara dentuman kembang api dari berbagai sudut penjuru kota Banda Aceh, meski suara lantunan ayat suci dari menara Mesjid Raya Baiturrahman telah berhenti. (umi)
"Pergantian tahun ini kan cuma setahun sekali. Tahun lalu saya juga di sini, jadi wajarlah kalau ramai seperti ini," katanya.
Sebelumnya Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh mengimbau warga untuk tidak berhura-hura menyambut malam pergantian tahun. Warga diimbau untuk berzikir di masjid dan Meunasah. Bahkan Wakil Ketua MPU Aceh, Tgk Faisal Ali mengatakan, kegiatan membakar kembang api dan berhura-hura masuk dalam katagori haram. Sebab itu bukan bagian dari budaya Islam.
“Tiup terompet bukan budaya Islam. Kita orang beriman. Munculkan ciri Islami karena itu karakternya orang Aceh,” katanya.
Sebaiknya kata dia, malam pergantian tahun diisi dengan kegiatan yang bermanfaat seperti doa di masjid dan surau. Itu untuk merefleksikan malam pergantian tahun dengan memperkuat keimanan warga di negeri serambi mekah ini.
Aceh memang menerapkan Qanun atau peraturan daerah tentang syariat Islam sejak tahun 2002 silam. Pemerintah Aceh melalui Dinas Syariat Islam Aceh terus berupaya mengimbau masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan syariat Islam.
Imbauan Majelis Ulama Aceh untuk tidak merayakan malam pergantian tahun dengan kegiatan yang dianggap hura-hura, sepertinya tak diindahkan warga. Tetap saja ribuan warga ikut memeriahkan malam pergantian tahun dengan kembang api dan meniup terompet.
Dahlia yang ikut menyaksikan malam pergantian tahun di Banda Aceh mengaku telah mendengar dan membaca imbauan ulama Aceh itu. Namun kata dia, susah juga melarang warga menyalakan kembang api di malam pergantian tahun baru. “Masyarakat kita juga haus hiburan. Apalagi kan juga setahun sekali,” ujarnya.
Hingga pukul 01.00 dinihari, warga masih terlihat ramai berkumpul di seputaran Simpang lima dan Jembatan Pante Pirak Banda Aceh. Sesekali masih terdengar suara dentuman kembang api dari berbagai sudut penjuru kota Banda Aceh, meski suara lantunan ayat suci dari menara Mesjid Raya Baiturrahman telah berhenti. (umi)
Daftar Pustaka :
VIVAnews (Jakarta : Jan 2013)